Selasa, 12 Juni 2012

SOCIOLINGUISTIC

1. Bilingualism :

BILINGUALISME DAN MULTILINGUALISME

» Secara linguistik, secara umum, bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey 1962: Fishman 1975: 73).[Agar mampu menggunakan bahasa tersebut seorang penutur harus menguasai kedua bahasa itu. Pertama, bahasa ibunya sendiri atau bahasa pertamanya (B1), dan kedua, bahasa lain yang merupakan bahasa keduanya (B2).

Seorang penutur yang mampu menggunakan kedua bahasa itu disebut dengan orang yang bilingual (dwibahasawan). Sedangkan kemampuan dalam penggunaan dua bahasa disebut dengan bilingualitas (kedwibahasawanan).

2. Dalam linguistik, kode-switching adalah penggunaan lebih dari satu bahasa secara bersamaan atau beragam bahasa dalam sebuah percakapan.
Kode-switching adalah fenomena perbedaan kontak bahasa lain, seperti pinjaman, pidgins dan Creoles, terjemahan pinjaman (calques), dan transfer bahasa (gangguan bahasa).
"Code-mixing refers to the mixing of two or more languages or language varieties in speech." (penggunaan lebih dari satu bahasa).
Kode-pencampuran (mixing code) mirip dengan penggunaan atau penciptaan pidgins, tetapi sementara pidgin yang dibuat di seluruh kelompok yang tidak berbagi kode bahasa kode-pencampuran dapat terjadi dalam setting multibahasa di mana pembicara berbagi lebih dari satu bahasa.

3. Possibilities differences between male and female language. Beberapa teori mengusulkan bahwa perbedaan pria dan bahasa wanita yang dikaitkan dengan perbedaan-perbedaan kekuatan, laki-laki menggunakan bahasa untuk menegaskan dominasi dan wanita menggunakannya untuk mengkonfirmasi perintah mereka. Perbedaan bahasa gender menjadi kurang jelas karena pengaruh perbedaan budaya dan tradisi maupun agama. Misalnya dalam budaya Jawa, bahasa yang digunakan perempuan dituntut untuk lebih sopan dibandingkan dengan kaum pria.

4. Eufemisme adalah kata, nama, atau frase yang menyinggung pengganti atau suatu sugestif. Beberapa eufemisme berniat untuk menghibur, sementara yang lain berniat untuk memberikan penampilan yang positif untuk kejadian negatif atau bahkan menyesatkan seluruhnya.
"In contemporary western society, taboo and euphemism are closely entwined with the concepts of politeness and face (basically, a person's self-image)." (Dalam masyarakat barat kontemporer, tabu dan eufemisme sangat erat terjalin dengan konsep kesopanan dan wajah (pada dasarnya, seseorang citra diri). Atau contohnya secara umum, interaksi sosial yang berorientasi ke arah perilaku yang sopan dan hormat, atau setidaknya tidak ofensif.
Bahasa tabu adalah bahasa yang tidak sopan atau tak lazim diucapkan. Contohnya dalam bahasa Inggris; 'fuck' , 'hell'. Dalam bahasa Indonesia; bahasa2 yang bersifat  'menyinggung' dalam tanda kutip.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar